Kamis, 12 Juli 2012

TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN


TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN
Latar Belakang
Apa dan kenapa teori di perlukan ?
ð  Teori          beri ciri, penjelasan, atau memprediksi fakta dari fenomena2 di dalam keperawatan
ð  Teori memberikan suatu hubungan timbale balik dengan praktik atau praktik perlu di dasarkan teori atau juga sebaliknya.
Artinya teori keperawatan mendasari praktik kep keluarga dan praktik kep keluarga mempasilitasi perkembangan teori kep keluarga


 


Teori, praktik dan riset saling menentukan dan mempengaruhi satu sama lain
Beberapa Pakar Mendefinisikan Terkait Teori Keperawatan
ð  Klein &white (1996 dalam friedman ,1998) :fungsi teori menyediakan pengetahuan untuk meningkatkan pelayanan / peraktik kep trhdap keluarga
ð  Tujuh cara langsung atau tidak berkontribusi thd peningkatan praktik kep;
­      accumulation       teori membantu dalam mengakomulasi , mengorganisir hasil riset
­      precision      teori lebih mempertajam atau meperjelas sehingga di mungkinkan untuk di pahami dengan sehari - hari
­      guidance      teori mengarahkan peneliti untuk kembangkan atau uji hipotesa
­      connected     mendemostrasikan bagaimna ide2 terkait satu sama lain sehingga menjadi sistematis
­      interpretation       membantu memberi arti atau makna tentang phenomena yg di amati
­      prediction      memprediksi apa yang dapat atau muungkin terjadi di kemudian hari
­      eksplanation          memberi jawaban terhadap pertanyaan kenapa dan bagaimana





Nursing Theories/Conceptual Models
§  Orientasi pada system : neumans system conceptual model
§  Orientasi pada peerkembangan :  orem’s self-care models
§  Oriented pada system dan interaksi :
-Roy’s adaptation model
-King’s interacting system model
§  Oriented pada system dan perkembangan
-Roger’s life procces model
§  Model /theory lain yang mendukung :
-Nightingle
-Friedman

POLA DAN PROSES KOMUNIKASI KELUARGA


POLA DAN PROSES KOMUNIKASI KELUARGA
Pengertian komunikasi
·         Komunikasi adalah proses pertukaran perasaan, kehilangan, kebutuhan dan pendapat (Mv Cubbi & Dhal, 1985).
·         Komunikasi keluarga adalah sebagai suatu simbiosis, proses transaksional menciptakan dan membagi arti dalam keluarga (Galvin dan Brommel, 1986).
Unsur Atau Elemen – Elemen Komunikasi
·         Pengirim pesan
·         Pesan (message)
·         Bentuk / saluran : rute pesan
·         Interkasi antara pengirim dan penerima
Prinsip – Prinsip Komunikasi
1.     Semua perilaku adalah komunikasi
2.    Bahwa komunikasi mempunyai dua tingkat yaitu informasi (isi) dan perintah (intruksi). Isi yaitu apa yang sebenarnya sedang dikatakan (bahasa verbal). Sedangkan intruksi adalah menyampaikan maksud dari pesan (Goldenberg, 2000). Isi suatu pesan dapat saja berupa pernyataan sederhana, tetapi mempunyai meta – pesan atau intruksi bergantung pada variable seperti emosi dan alur bicara, gerakan dan posisi tubuh serta nada suara.
3.    Berhubungan dengan “pemberian tanda baca (pungtuasi) (Watzlawick et al., 1967) atau rangkaian komunikasi” (Bateson, 1979). Komunikasi melibatkan transaksi, dan dalam pertukaran tiap respon berisi komunikasi berikutnya, selain riwayat hubungan sebelumnya (Hartman & Laird, 1983).
4.    Komunikasi diuraikan oleh Watzlick dan rekannya (1979) terdapat dua tipe komunikasi yaitu, digital dan analogik. Komunikasi digital adlah komunikasi verbal (bahasa isyarat) yang pada dasarnya menggunakan kata dengan pemahaman arti yang sama. Sedangkan komunikasi analaogik yaitu idea tau suatu hal yang dikomunikasikan, dikirim secara nonverbal dan sikap yang representative (Hartman & Laird, 1983). Komunikasi analogik dikenal sebagai bahasa tubuh , ekspresi tubuh, ekspresi wajah, irama dan nada kata yang diucapkan (isyarat) berbagai manifestasi non verbal lainnya (non bahasa) yang dapat dilakukan oleh seseorang (Watzlick et al, hal 62).
5.    Diuraikan oleh kelompok yang sama dari beberapa ahli teori komunikasi keluarga (Watzlick, Beavin, & Jackson, 1967) yang disebut prinsip redundasi (kemubadziran). Prinsip ini merupakan dasar pengembangan penelitian keluarga yang menggunakan keterbatasan pengamatan interaksi keluarga sehingga dapat memberikan penghayatan yang valid kedalam pola umum komunikasi
6.    Semua interaksi komunikasi yang simetris atau komplementer. Pola komunikasi simetris adalah perilaku pelaku bercermin pada perilaku pelaku interkasi yang lainnya. Sedangkan komukasi komplementer adalah perilaku seorang pelaku interaksi melengkapi perilaku pelaku interkasi lainnya. Jika satu dari dua tipe komunikasi tersebut digunakan secara konsisten dalam hubungan keluarga, tipe komunikasi ini mencerminkan nilai dan peran serta anggota keluarga dan pengaturan kekuasaan keluarga (Batson, dkk., 1963).
 
Saluran – Saluran Komunikasi
Saluran / alur / rute yang digunakan oleh informasi untuk mencapai penerima. Beberapa factor yang mempengaruhi :
·         Lingkungan
·         Media
·         Human error
·         Time
Komunikasi Fungsional Dalam Kelurga
1.     Pengiriman fungsional bahwa pengiriman yang berkomunikasi secara fungsional dapat menyatakan maksudnya dengan dengan tegas dan jelas, mengklarifikasi dan mengkualifikasi apa yang ia katakana, meminta umpan balik dan terbuka terhadap umpan balik.
a.    Menyatakan maksud dengan tegas dan jelas. Menggunakan komunikasi yang selaras pada tingkat isi dan intruksi (satir, 1975)
b.    Intensitas dan keterbukaan
c.    Mengklarifikasi dan mengkualifikasi pesan
d.    Meminta umpan balik
e.    Terbuka terhadap umpan balik
2.    Penerima fungsional : membuat pengkajian, maksud suatu pesan secara akurat.
a.    Mendengarkan : aktif / pasif
b.    Memberikan umpan balik
c.    Memberika validasi : menerima, memahami, dan menghargai.


Pola Fungsional Komunikasi
Pola Fungsional Komunikasi
1.     Berkomunikasi secara jelas dan selaras
2.    Komunikasi emosional
3.    Area komunikasi yang terbuka dan keterbukaan diri
4.    Hirarki kekuasaan dan peraturan keluarga
5.    Konflik dan resolusi konflik keluarga
Komunikasi Disfungsional
1.     Pengirim Disfungsional
·         Membuat asumsi yang salah
·         Mengekpresikan perasaan yang tidak jelas
·         Membuat respon yang menghakimi
·         Ketidakmampuan untuk mengidentifikasikan keinginan sendiri
·         Komunikasi yang tidak sesuai
2.    Penerima Disfungsional
·         Gagal untuk mendengarkan
·         Menggunakan diskuallifikasi
·         Membuat respon yang menghakimi
·         Menghina
·         Gagal menggali pesan pengirim
3.    Pengirim dan Penerima Disfungsional
Dua jenis urutan interaksi komunikasi yang tidak sehat, melibatkan baik pengirim maupun penerima, yang dalam komunikasi pararelnya tidak dapat memfokuskan pada satu isu.

Pola Komunikasi Disfungsional
Pola Komunikasi Disfungsional
1.     Egosentris
2.    Kebutuhan mendapatkan persetujuan total
3.    Kurang empati
4.    Area komunikasi yang tertutup



Komunikasi Kelurga Dalam Masalah Kesehatan
Istilah gangguan kesehatan adalah, berkenaan dengan setiap perubahan yang mempengaruhi proses kehidupan klien (psikologis, fisiologis, sosial budaya, perkembangan dan spiritual) (Carpeniyo, 2000).
Komunikasi keluarga dalam maalah kesehatan
Pola temuan penelitian tentang adaptasi keluarga terhadap penyakit kronik dan mengancam kehidupan secara konsisten menunjukkan bahwa factor sentral dalam fungsi keluarga yang sehat adalah terdapatnya keterbukaan, kejujuran, dan komunikasi yang jelas dalam mengatasi pengalaman kesehatan yang menimbulkan stress serta isu terkait lainnya (Khan, 1990, Spinetta & Deasy – Spineta, 1981).
Komunikasi Keluarga Dalam Masalah Kesehatan
Jika keluarga tidak membahas isu penting yang dihadapi oleh masing – masing mereka, akan menyebabkan terjadinya jarak emosi dalam hubungan keluarga, dan mengkatnya stress dalam keluarga (Friedman, 1985; Walsh, 1998). Stres yang meningkat mempengaruhi hubungan keluarga dan kesehatan keluarga serta anggota keluarganya (Hoffer, 1989).

NILAI KELURGA


NILAI KELURGA
Definisi Dasar
Nilai merupakan cirri sentral dari system kepercayaan seseorang individu karena kualitas kepercayaan mereka. Nilai adalah “sesuatu yang berharga baik menurut standar logika (benar – salah), estetika  (bagus – buruk), etika (adil / layak – tidak adil / tidak layak), dan hokum (sah – tidak sah) serta menjadi acuan dan atau system keyakinan diri maupun kehidupan”
Nilai Keluarga
Nilai keluarga merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan yang terdapat dalam keluarga (Muwarni, 2007).
Definisi Norma
Norma adalah aturan – aturan yang berisi petunjuk tingkah laku yang harus atau tidak boleh dilakukan manusia dan bersifat mengikat. Hal ini berarti bahwa manusia wajib menaati norma yang ada. Norma adalah kaidah atau ketentuan yang mengatur kehidupan dan hubungan antar manusia dalam arti luas. Norma merupakan petunjuk hidup bagi manusia dan pedoman perilaku seseorang yang berlaku dimasyarakat.
Perubahan Nilai Pada Kelurga
Menurut Ronalt Lippit, hal- hal yang mendorong terjadinya perubahan pada keluarga adalah :
·         Berkembangnya kebudayaan materi
·         Tingkat penemuan dan inovasi teknologi
·         Perbaikan fasilits transportasi dan komunikasi
·         Meluasnya industrialisasi
·         Urbanisasi
Perbedaan Dalam Sistem Nilai
·         Klien dan tenaga professional dalam perawatan keluarga
Salah satu stressor dalam hubungan antara tenaga kesehatan dan klien (keluarga) adalah kesenjangan sosial yang tercipta oleh kelas sosial dan / atau perbedaan nila. Karena keyakinan dan nilai dasar yang berbeda maka tujuan akan berbeda, komunikasi yang tidak jelas, interaksi yang tidak tepat.
Contoh :
·         Bahaya stereotype
Sebagai perawat keluarga sebaiknya memiliki informasi dasar tentang kelas sosial dan perbedaan kebudayaan klien, selain itu perlu diperhatikan pula mengenai studi dan deskripsi yang mengemukakan kecenderungan pada kelompok buka individual
Orientasi Nilai
·         Prestasi individu dan produktivitas
·         Individualism
·         Materialism
·         Etika kerja
·         Pendidikan
·         Persamaan hak
·         Orientasi masa depan
·         Efisiensi, ketentraman dan kepraktisan
·         Rasionalitas
·         Kualitas hidup dan pemeliharaan kesehatan
·         Melakukan orientasi
·         Toleransi terhadap perbedaan
Nilai – nilai Keluarga
·         System nilai keluarga dianggap sangat mempengaruhi nilai pokokyang ada di dalam masyarakat selain itu nilai keluarga juga dapat dipengaruhi oleh nilai subkultural dalam keluarga itu sendiri.
·         Sebuah nilai dari keluarga dan system keyakinan membentuk pola tingkah laku seseorang dalam menghadapi masalah yang diahadapi oleh keluarga
Variabel Utama Yang Mempengaruhi Sistem Nilai Keluarga
·         Kelas sosial
·         Budaya
·         Latar belakang agama
·         Tingkat alkulturasi dengan kebudayaan yang dominan
·         Tahap perkembangan
·         Idiosinkrasi (keadaantidak normal / tidak sesuai) keluarga dan pribadi
Konflik Nilai
·         Bermacam – macam nilai sosial
·         Konflik nilai cultural anatara kultur dominan dan subkultural
·         Konflik nilai anatara generasi
Bermacam – Macam Nilai Sosial
Dalam masyarakat kebanyakan masih berpegang teguh pada nilai dan norma yang tradisisonal namun sebagian individu dan kelompok yang lain tidak dapat menerima dan lebih memilih seperangkat nilai dan norma yang baru.

Konflik Nilai Kultural Antara Klutur Dominan Dan Subkultural
Ketika keluarga dianggap sebagai pelaku perantara antara budaya – saat terjadi ketimpanagn dalam nilai yang dianut oleh keluarga dan masyarakat dapat menimbulkan konflik nilai, yang mana meningkatkan stres dalam keluarga sebagai sebuah system dan secara negative mempengaruhi anggota keluarga.
Konflik Nilai Antara Generasi
Keluarga terdiri dari individu dari beberapa generasi, setiap generasi membawa nilai yang dibawa oleh generasinya masing – masing kedalam keluarga. Contoh : kakek / nenek yang memegang nilai tradisional dan nilai modern, anak memegang nilai modern maka konflik akan sulit terhindari, khususnya pada keluarga luas / keluarga dengan anak adolesen